Langsung ke konten utama

SUMBANGAN: MEMBERI ATAU MENUKAR


Sumbangan: Memberi atau Menukar?

Pada prinsipnya, sumbangan tidak dapat dibiayakan atau tidak dapat mengurangi penghasilan bruto. Terkecuali 6 jenis sumbangan saja.

Ke-6 jenis sumbangan yang bisa mengurangi adalah:
  1. Sumbangan keagamaan;
  2. Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional;
  3. Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan;
  4. Sumbangan fasilitas pendidikan;
  5. Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga; dan
  6. Biaya pembangunan infrastruktur sosial yang merupakan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan membangun sarana dan prasarana untuk kepentingan umum dan bersifat nirlaba, sebagaimana diatur dalam perubahan Undang-Undang PPh di tahun 2008.

Peraturan Menteri Keuangan No.76/PMK.03/2011 kemudian mengatur lebih rinci persyaratan agar pengeluaran sumbangan yang dapat dibiayakan. Yaitu sebagai berikut :
  • Wajib Pajak mempunyai penghasilan neto fiskal berdasarkan SPT Tahunan PPh Tahun Pajak sebelumnya.
  • Pemberian sumbangan dan/atau biaya tidak menyebabkan rugi pada Tahun Pajak sumbangan diberikan.
  • Didukung oleh bukti yang sah.
  • Lembaga yang menerima sumbangan dan/atau biaya memiliki NPWP, kecuali badan yang dikecualikan sebagai subjek pajak.
  • Besarnya nilai sumbangan dan/atau biaya pembangunan infrastruktur sosial yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto untuk 1 tahun dibatasi tidak melebihi 5% dari penghasilan neto fiskal Tahun Pajak sebelumnya.
  • Pemberi dan penerima tidak memiliki hubungan istimewa.

Sebenarnya jika pemberian sumbangan dilakukan dengan niat yang tulus ikhlas tanpa pamrih, maka tidak perlu dikait-kaitkan dengan pajak, atau meminta kepada negara agar mendapat keringan pajak gara-gara telah menyumbang. Tapi kalau masih mengharapkan sesuatu, bukankah itu sama maknanya dengan MENUKAR? Atau sumbangan justru dianggap sebagai tax planning? Nampaknya Pemerintah berniat mendorong Wajib Pajak untuk lebih berkontribusi dalam bidang-bidang infrastruktur sosial, pendidikan, penelitian dan pengembangan, dan olahraga, termasuk menanggulangi bencana nasional.

Selengkapnya mengenai nilai sumbangan, tata cara pencatatan dan pelaporan, diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Keuangan No.76/PMK.03/2011 tanggal 5 April 2011.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Business in Action 7th Ed - Pearson

  Business in Action 7th Ed by Bovee and Thill [ebook]

Lulus S1 Akuntansi: Langsung Kerja, Ambil S2 atau Pendalaman Profesi Akuntan?

Lulus S1 Akuntansi: Langsung Kerja, Ambil S2 atau Pendalaman Profesi Akuntan? Dikutip dari: Jurnal Akuntansi Keuangan Ini curhat salah satu admin JAK ( behind the scene ), beberapa hari yang lalu, yang terpaksa saya dengarkan sambil membereskan peresentasi. “ Bro, entar lagi gue lulus [red: S1 Akuntansi], bagusnya langsung kerja, ambil master degree (S2) atau Pendalaman Profesi Akuntan .” Sebenarnya saya ingin becandain dia dengan pertanyaan “ memangnya kamu yakin bisa lulus tahun ini? ,” tetapi melihat usahanya yang begitu gigih untuk merampungkan skripisinya (yang sering melek sampai pagi), saya tidak tega. Hahaha…... Bisa dibilang ini pertanyaan yang lumrah, dalam pengertian bisa terjadi pada siapapun yang baru menyelesaikan S1 Akuntansi —terutama yang memiliki kesempatan untuk memilih. Akan sangat berbeda bagi mereka-mereka yang sama seperti saya—tidak punya pilihan lain selain langsung cari kerja. Lah, bisa kuliah S1 hingga kelar saja saya sudah sangat bersukur. Tapi

Cerita Kebijaksanaan ZEN

Cerita Kebijaksanaan ZEN Apa itu Zen? Ikan kecil bertanya pada ikan besar : Ikan kecil : Aku sering mendengar ikan lain bicara tentang laut. Tapi apa itu laut? Ikan besar : Di sekelilingmu adalah laut. Ikan kecil : Mengapa aku tidak bisa melihatnya ? Ikan besar : Kamu tinggal, bergerak, dan hidup di laut. Laut ada di dalam dan di luarmu. Laut memberimu kehidupan dan pada saat kematian kamu kembali ke asalmu. Laut melingkupimu seperti dirimu sendiri. Catatan : Ikan-ikan hidup di sungai dan didanau tidak menyadarinya. Manusia hidup di lautan ZEN tetapi tidak mengenal hakikat ZEN. Membawa gadis menyeberangi sungai Guru Zen Jepang Tanzan dan rahib muda Ekido bertemu dengan seorang gadis cantik yang tidak bisa menyeberangi sungai kecil. Tanzan : Aku akan menggendongmu menyeberangi sungai. (kata Tanzan kepada gadis tersebut) Setelah di seberang sungai. Gadis : Guru, terima kasih dan selamat tinggal. Tanzan dan rahib muda Ekido kemudian meneruskan perjalanan. Sete