Cerita Kebijaksanaan ZEN
Apa itu Zen?
Ikan kecil bertanya pada ikan besar :
Ikan kecil : Aku sering mendengar ikan lain bicara tentang laut. Tapi apa itu laut?
Ikan besar : Di sekelilingmu adalah laut.
Ikan kecil : Mengapa aku tidak bisa melihatnya ?
Ikan besar : Kamu tinggal, bergerak, dan hidup di laut. Laut ada di dalam dan di luarmu. Laut memberimu kehidupan dan pada saat kematian kamu kembali ke asalmu. Laut melingkupimu seperti dirimu sendiri.
Catatan : Ikan-ikan hidup di sungai dan didanau tidak menyadarinya. Manusia hidup di lautan ZEN tetapi tidak mengenal hakikat ZEN.
Membawa gadis menyeberangi sungai
Guru Zen Jepang Tanzan dan rahib muda Ekido bertemu dengan seorang gadis cantik yang tidak bisa menyeberangi sungai kecil.
Tanzan : Aku akan menggendongmu menyeberangi sungai. (kata Tanzan kepada gadis tersebut)
Setelah di seberang sungai.
Gadis : Guru, terima kasih dan selamat tinggal.
Tanzan dan rahib muda Ekido kemudian meneruskan perjalanan. Setelah setengah hari perjalanan. Rahib muda Ekido berkata
Ekido : Guru, kita bhiksu tidak boleh mendekati perempuan. Mengapa tadi anda menggendong gadis tersebut ?
Tanzan : Gadis mana yang kamu maksud ? Aku sudah menurunkannya sejak tadi. Mengapa anda masih memikirkannya ?
Catatan : : Orang yang menggendong gadis tersebut melakukan tanpa nafsu. Dia melakukannya dengan spontan dan tanpa pamrih. Bukankah rahib muda yang punya nafsu ?
Bila aku tidak masuk neraka, siapa yang mau ??
Seorang Umat bertanya pada master Zen.
Umat : Setelah hidup seratus tahun, kemana seorang bhiksu seperti anda akan berakhir ??
Master : Aku akan menjadi keledai atau kuda.
Umat : Dan setelah itu ?
Master : Aku akan masuk neraka.
Umat : Tapi anda adalah simbol kebajikan. Mengapa anda turun ke neraka ?
Master : Bila aku tidak masuk neraka, siapa yang akan masuk neraka untuk mencerahkanmu?
Catatan :
Bila orang menghubungkan dharma dengan tempat yang bersih saja, apakah ini berarti bahwa dharma tidak ada di tempat yang kotor seperti toilet jorok? Dharma meliputi semua dan tidak punya tempat yang tetap. Dharma ada di surga, tapi bukankah di neraka Dharma lebih diperlukan
Ikan kecil bertanya pada ikan besar :
Ikan kecil : Aku sering mendengar ikan lain bicara tentang laut. Tapi apa itu laut?
Ikan besar : Di sekelilingmu adalah laut.
Ikan kecil : Mengapa aku tidak bisa melihatnya ?
Ikan besar : Kamu tinggal, bergerak, dan hidup di laut. Laut ada di dalam dan di luarmu. Laut memberimu kehidupan dan pada saat kematian kamu kembali ke asalmu. Laut melingkupimu seperti dirimu sendiri.
Catatan : Ikan-ikan hidup di sungai dan didanau tidak menyadarinya. Manusia hidup di lautan ZEN tetapi tidak mengenal hakikat ZEN.
Membawa gadis menyeberangi sungai
Guru Zen Jepang Tanzan dan rahib muda Ekido bertemu dengan seorang gadis cantik yang tidak bisa menyeberangi sungai kecil.
Tanzan : Aku akan menggendongmu menyeberangi sungai. (kata Tanzan kepada gadis tersebut)
Setelah di seberang sungai.
Gadis : Guru, terima kasih dan selamat tinggal.
Tanzan dan rahib muda Ekido kemudian meneruskan perjalanan. Setelah setengah hari perjalanan. Rahib muda Ekido berkata
Ekido : Guru, kita bhiksu tidak boleh mendekati perempuan. Mengapa tadi anda menggendong gadis tersebut ?
Tanzan : Gadis mana yang kamu maksud ? Aku sudah menurunkannya sejak tadi. Mengapa anda masih memikirkannya ?
Catatan : : Orang yang menggendong gadis tersebut melakukan tanpa nafsu. Dia melakukannya dengan spontan dan tanpa pamrih. Bukankah rahib muda yang punya nafsu ?
Bila aku tidak masuk neraka, siapa yang mau ??
Seorang Umat bertanya pada master Zen.
Umat : Setelah hidup seratus tahun, kemana seorang bhiksu seperti anda akan berakhir ??
Master : Aku akan menjadi keledai atau kuda.
Umat : Dan setelah itu ?
Master : Aku akan masuk neraka.
Umat : Tapi anda adalah simbol kebajikan. Mengapa anda turun ke neraka ?
Master : Bila aku tidak masuk neraka, siapa yang akan masuk neraka untuk mencerahkanmu?
Catatan :
Bila orang menghubungkan dharma dengan tempat yang bersih saja, apakah ini berarti bahwa dharma tidak ada di tempat yang kotor seperti toilet jorok? Dharma meliputi semua dan tidak punya tempat yang tetap. Dharma ada di surga, tapi bukankah di neraka Dharma lebih diperlukan
Kisah Zen: Tanpa Tujuan
Tiga orang wisatawan tiba di sebuah
kaki gunung. Mereka melihat seorang pria berdiri di puncaknya. Mereka mulai
mendaki. Setelah beberapa lama, mereka masih setengah jalan menuju puncak
gunung. Melihat ke atas, mereka melihat orang itu masih di sana.
“Mungkin ia sedang menunggu
seseorang.”
“Mungkin ia sedang menikmati udara
segar pegunungan.”
“Mungkin ia tertarik pada
pemandangan.”
Mereka memutuskan untuk mengetahuinya
dengan bertanya kepada orang itu.
“Apakah anda berdiri di sini sedang
menunggu seorang teman, Tuan?”
“Tidak,” jawab sang pria.
“Kalau begitu, anda pasti sedang
menikmati udara segar di sini.”
“Tidak.”
“Apakah anda sedang menikmati
pemandangan?”
Tidak juga.”
“Kalau begitu, kenapa anda berdiri
di sini demikian lama?” tanya ketiga orang itu bersama-sama.
“Saya hanya berdiri di sini.”
Penjelasan: Tidaklah masuk akal bagi kebanyakan orang bahwa
seseorang seharusnya tidak mempunyai tujuan atas apa yang dilakukannya. Namun,
menurut ajaran Buddhis Zen, tidak memiliki pengharapan atas seseorang atau
sesuatu memberikan anda kebebasan yang sesungguhnya.
Cerita
Zen - Berdamai dengan diri sendiri
Ada seorang dokter militer yang
mengikuti pasukan ke medan perang. Ia mengobati tentara yang terluka di medan
perang.
Bila pasiennya sembuh dari luka, mereka di kirim kembali untuk bertempur. Akibatnya, mereka terluka lagi, lalu terbunuh.
Setelah melihat skenario ini berulang-ulang, dokter tersebut akhirnya mengalami patah semangat.
Pikirnya : Bila seseorang ditakdirkan untuk mati, mengapa aku harus menyelamatkannya ? Bila pengetahuian medisku ada gunanya, mengapa ia pergi ke medan perang dan kehilangan nyawanya.
Dokter tersebut tidak memahami apakah ada artinya ia menjadi dokter militer, dan ia sangat sedih sehingga ia tidak mampun menyembuhkan orang lagi.
Karenanya, ia naik gunung untuk mencari seorang master Zen.
Setelah bersama seorang master Zen selama beberapa bulan ...
Akhirnya, ia mengerti masalah dia sepenuhnya. Ia turun gunung untuk terus berpraktek sebagai dokter.
Katanya : INI KARENA AKU SEORANG DOKTER.
Catatan
Tidak meng-identifikasi diri sendiri dengan sesuatu atau menghubungkan sesuatu dengan "aku" dan mengerti bahwa ide adanya "aku" yang berbeda dari benda lain adalah noda, itulah kebijaksanaan sejati.
Bila pasiennya sembuh dari luka, mereka di kirim kembali untuk bertempur. Akibatnya, mereka terluka lagi, lalu terbunuh.
Setelah melihat skenario ini berulang-ulang, dokter tersebut akhirnya mengalami patah semangat.
Pikirnya : Bila seseorang ditakdirkan untuk mati, mengapa aku harus menyelamatkannya ? Bila pengetahuian medisku ada gunanya, mengapa ia pergi ke medan perang dan kehilangan nyawanya.
Dokter tersebut tidak memahami apakah ada artinya ia menjadi dokter militer, dan ia sangat sedih sehingga ia tidak mampun menyembuhkan orang lagi.
Karenanya, ia naik gunung untuk mencari seorang master Zen.
Setelah bersama seorang master Zen selama beberapa bulan ...
Akhirnya, ia mengerti masalah dia sepenuhnya. Ia turun gunung untuk terus berpraktek sebagai dokter.
Katanya : INI KARENA AKU SEORANG DOKTER.
Catatan
Tidak meng-identifikasi diri sendiri dengan sesuatu atau menghubungkan sesuatu dengan "aku" dan mengerti bahwa ide adanya "aku" yang berbeda dari benda lain adalah noda, itulah kebijaksanaan sejati.
Komentar
Posting Komentar