Perkembangan IFRS: IASB Tak Akan Keluarkan Standar Baru di 2013
Proyek penyusunan standar pelaporan keuangan global IFRS, belum rampung. Masih ada beberapa standar akuntansi yang dalam proses konstruksi dan tak sedikit pula yang perlu penyempurnaan. Namun, kelihatannya, publik harus sabar menunggu, karena IASB telah menyatakan rencananya untuk tak akan keluarkan standar baru di 2013 ini hingga beberapa tahun ke depan.IASB Tidak Akan Mengeluarkan Item Standar Akuntansi Baru
IASB tidak akan banyak menginisiasi standar baru di 2013 ini, bahkan mungkin hingga beberapa tahun ke depan. Badan penyusun standar pelaporan keuangan global IFRS ini hanya akan fokus untuk merespon usulan-usulan yang masuk saja. Jika benar demikian, itu artinya tidak akan ada standar akuntansi baru yang akan dirilis tahun ini hingga beberapa tahun ke depan.Menurut Hans Hoogervorst (Chairman IASB), seperti dikutip oleh Reuters, para pemangku kepentingan memerlukan waktu jeda hingga beberapa tahun ke depan untuk fokus mengaplikasikan standar akuntansi yang telah tersusun. Hal itu diketahui dari proses konsultasi yang terjadi tahun 2012, khususnya di di bulan-bulan terakhir.
Agenda IASB Lebih Banyak Didominasi Oleh Urusan Konvergensi AS
Seblumnya, agenda kerja dan aktivitas IASB lebih banyak didominasi oleh urusan konvergensi IFRS di Amerika Serikat (AS), mulai dari hal-hal teknis hingga ke hal-hal yang sifatnya strategis. Sehingga, praktis, sebagian besar anggota badan pengatur standar pelapora keuangan ini lebih banyak duduk bersama, mencari solusi atas perbedaan-perbedaan antara IFRS dengan US-GAAP, dengan koleganya di AS yaitu FASB.Laporan yang dipublikasikan oleh IASB, tanggal 18 Desember 2012, mengenai prioritas agenda mereka di masa yang akan datang, nyaris tidak membahas mengenai konvergensi AS ke IFRS. Seperti telah dilaporkan oleh JAK sebelumnya, AS menunda rencana konvergensi standar akuntasinya ke dalam IFRS, hingga batas waktu yang belum ditentukan.
IASB (Mungkin) Perlu Mengubah Definisi Kata “Konvergensi” Dari Kamus Mereka
Hal itu terlihat jelas dari dua pernyataan anggota wali yayasan dimana IASB bernaung.James Quigley (anggota wali yayasan IFRS) telak-telak menyampaikan bahwa, jika “konvergensi US GAAP-IFRS” yang dimaksudkan adalah penyamaan standar akuntansi AS dengan standar pelaporan keuangan IFRS sepenuhnya, jelas itu sesuatu yang tidak mungkin, dan proyek konvergensi US GAAP-IFRS mungkin bisa disebut mandeg.
Akan tetapi, masih menurut Quigley, jika membandingkan perbedaan US GAAP-IFRS lima tahun lalu dengan yang sekarang, IASB dan FASB telah mencapai kemajuan yang signifikan. Hal itu bisa dilihat dari semakin sedikitnya perbedaan diantara kedua standar tersebut. Memang masih ada perbedaan-perbedaan, karena keduanya memang tidak mungkin bisa sama seratus persen.
Apa yang disampaikan oleh Quigley ada benarnya. US GAAP yang telah dikode ulang oleh FASB (disebut “Accounting Standard Codification™ (ASC)”, saat ini, kian dekat dengan IFRS. Topik penurunan nilai aset tak berwujud misalnya, bahkan seratus persen sama antara ASC dengan IFRS.
Persamaan itu juga bisa dilihat dari sikap SEC (Bappepam-nya AS) yang mau menerima pelaporan keuangan berbasis IFRS dari anggotanya, Itu artinya perbedaan antara ASC dengan IFRS sudah nyaris tak ada. Hanya saja, SEC belum mau menjadikan IFRS sebagai basis pelaporan keuangan yang wajib digunakan oleh perusahaan publik di AS.
Sehingga, sekalilagi, apa yang disampaikan oleh Quigley memang ada benarnya. Tetapi bagi IASB, persamaan itu bukanlah hasil “konvergensi US GAAP-IFRS” yang dikerjakan bersama-sama oleh IASB dan FASB, melainkan “penyempurnaan US GAAP” yang dikerjakan oleh pihak FASB sendiri. Antara “konvergensi” dan “penyempurnaan”, bagi IASB, adalah dua hal yang berbeda.
Sikap IASB, yang cenderung terlihat emosional tersebut tentulah bukan tanpa alasan. Ini merupakan reaksi terhadap sikap FASB yang sampai saat ini belum pernah menyebut ASC sebagai hasil konvegensi US GAAP-IFRS, melainkan hasil rekodifikasi—yan tiada lain adalah penyempurnaan US GAAP.
Mungkin itu sebabnya mengapa pihak IASB, khususnya Hans Hoogervorst, tetap menekankan pentingnya komitmen tertulis dari FASB dan SEC mengenai kesediaan AS konvergen terhadap IFRS. Hal itu tercermin dari persayaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi angota “Accounting Standards Advisory Forum” (ASAF), sebuah forum resmi yang akan memberi advis dan masukan bagi IASB.
Dalam surat edarannya, IASB mengharapan agar anggota ASAF komit melakukan usaha terbaiknya untuk ikut mengkampanyekan adopsi atau konvergensi IFRS.
Sikap tegas IASB memperoleh reaksi serius dari para walinya “The Financial Accounting Foundation” (FAF).
Mestinya IASB Tidak Perlu Minta Komitmen Tertulis Mengenai Konvergensi IFRS
FAF menginginkan agar AS terwakili dalam ASAF. Dalam surat tanggapannya per 28 Desember 2012, Jeffrey Diermeier (Chairmannya FAF) mengusulkan kepada yayasan yang menaungi IFRS agar tidak menjadikan komitmen konvergensi-IFRS tertulis sebagai persayaratan wajib yang harus terpenuhi untuk menjadi anggota “Accounting Standards Advisory Forum” (ASAF.)Dalam suratnya, Jeffrey Diermeier menyebutkan bahwa, persayaratan tertulis tersebut hanya akan membatasi keanggotaan ASAF dan membuat banyak yurisdiksi menjadi tidak terwakili, temasuk AS. Secara tidak langsung bisa dikatakan bahwa FAF tidak bersedia memberikan komitmen tertulis untuk mempromosikan adopsi atau konvergensi IFRS.
Senada dengan pendapat Quigley sebelumnya, Jeffrey Diermeier mamandang bahwa, target yang paling masuk akal bagi IFRS ke depannya adalah: standar akuntansi dan pelaporan keuangan yang “highly comparable” (=bisa disandingkan), tidak perlu harus “identical” (=sama persis).
“Kami mengusulkan perubahan mengenai komitmen [persayaratan komitmen tertulis] yang memungkinkan bagi keanggotaan ASAF yang lebih luas” ujar, Diermeier seperti dikutip oleh the Journal Of Accountancy.
Bagi Diermeier dan lembaga yang dipimpinnya (FAF), ASAF perlu mengikutsertakan perwakilan yurisdiksi dimana pasar modal terbesar dunia berada [Amerika Serikat], jika ingin sukses dalam mencapai tujuannya.
Sementara ini, ASAF terdiri dari 12 anggota, masing-masing 3 perwakilan dari Amerika (Canada, Utara dan Selatan), Eropa dan Asia-Oceanic.
Fokus Baru IASB di 2013 dan Beberapa Tahun Kedepan
Seperti telah disampaikan di awal laporan ini, IASB akan mengurangi aktivitasnya tahun ini hingga beberapa tahun yang akan datang. Sehingga besar kemungkinannya tidak akan merilis standar akuntansi baru.Fokus perhatian dewan penyusun standar pelaporan keuangan global ini akan lebih diarahkan pada usaha-usaha untuk memastikan standar yang telah tersusun diimplementasikan dengan semestinya.
IASB butuh waktu lebih dalam menyusun standar-standar baru, seperti melakukan riset dan perhitungan yang lebih mendalam, serta melakukan konsultasi yang lebih intensif dengan dewan-dewan standar regional dan nasional.
Fokus baru IASB ini mencerminkan adanya penggunaan IFRS yang intensi di kawasan berkembang seperti Asia, Amerika Latin, khususnya terkait dengan standar “Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi yang Mengalami Inflasi”.
“Akuntansi Untuk Skema Perdagangan Emisi”” juga akan menjadi perioritas utama IASB bersama-sama dengan standar akuntansi “Aset Tak Berwujud untuk Pertambangan dan Eksplorasi” seperti yang diajukan oleh Australia, Canada, Norwegia dan Afrika Selatan.
Komentar
Posting Komentar